Tiktok:
instagram:
  • 80169
    Global Ranking
  • 4384
    Country/Region Ranking
  • 696.73K
    Followers
  • 1.3K
    Videos
  • 33.65M
    Likes
  • New Videos
    1
  • New Followers
    -2233
  • New Views
    1.78K
  • New Likes
    21
  • New Reviews
    0
  • New Share
    0

Rezki Achyana  Data Trend (30 Days)

Rezki Achyana Statistics Analysis (30 Days)

  • --
  • --

Rezki Achyana Hot Videos

Rezki Achyana
Yuk kenalan dengan salah satu team @Parakerja yang ditempatkan di Sociolla Warehouse Cikupa ; yakni Mas Zamzam, seorang disabilitas daksa. Sebagai seseorang yang baru saja memasuki dunia disabilitas, kemampuan Mas Zamzam untuk bisa bekerja, memimpin, dan berkomunikasi dengan rekan kerjanya yang Tuli dalam bahasa isyarat adalah nilai plus yang sangat kami banggakan. Apalagi kemampuan berbahasa isyarat ini sudah ia miliki sebelum kami terima bekerja di pabrik. Saat ditanya, “Kok bisa berbahasa isyarat?”, Mas Zamzam bilang kalau sejak menjadi disabilitas, ia memiliki banyak teman Tuli, dan sejak itulah ia belajar bahasa isyarat dengan tangan kirinya. Cerita Mas Zamzam ini memberikan satu contoh lagi, bahwa bahasa isyarat dapat menyatukan kita semua. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk belajar bahasa isyarat bersama. Terima kasih Sociolla untuk usahanya dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif serta aksesibel bagi penyandang disabilitas ❤️ Sehat-sehat selalu Mas Zamzam dan team 🙌 —— PS: Video direkam dan dipublikasikan atas izin dari Zamzam dan Panji, serta pihak Sociolla Warehouse Cikupa.
4.17M
353.77K
8.48%
1.15K
5.59K
7.76K
Rezki Achyana
Konsep neurodivergent merujuk pada individu yang memiliki cara berpikir, belajar, dan berinteraksi dengan dunia yang berbeda dari mayoritas populasi, atau yang dikenal sebagai neurotypical. Anak autistik termasuk dalam kelompok neurodivergent karena cara otak mereka berfungsi berbeda, terutama dalam hal pemrosesan sensorik, komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Neurodivergent mencakup berbagai kondisi selain autisme, seperti ADHD, disleksia, dan gangguan pemrosesan sensorik. Sementara itu, neurotypical mengacu pada individu yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan norma-norma kognitif dan sosial yang dianggap umum di masyarakat. Mereka biasanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara otak mereka memproses informasi, berpikir, atau berinteraksi. Pertanyaan apakah anak neurodivergent juga “normal” bergantung pada definisi “normal” yang digunakan. Dari sudut pandang yang inklusif, neurodivergent dianggap sebagai variasi alami dari perkembangan manusia. Mereka adalah bagian dari spektrum perbedaan neurologis yang memperkaya keberagaman manusia. Dengan kata lain, anak neurodivergent juga “normal” dalam konteks bahwa tidak ada satu cara yang benar atau tunggal untuk berpikir, belajar, atau berperilaku. Pendekatan ini menekankan bahwa perbedaan bukanlah defisit, tetapi bagian dari spektrum perkembangan manusia yang beragam. Jadi menurutmu, normal tuh yang seperti apa?
1.4M
121.92K
8.72%
183
402
769
Rezki Achyana
VOLUME UP 🔊⬆️ Menjadi seseorang dengan ADHD rasanya seperti berada di tengah keramaian yang tak pernah sepi, meskipun di ruangan yang tenang. Pikiran terus bergerak, melompat dari satu suara ke suara lain, dari satu objek ke objek lain, bahkan saat mencoba fokus pada satu percakapan. Seringkali sulit untuk menyaring gangguan ini, sehingga seolah tidak peduli atau tidak mendengarkan, padahal sebenarnya ada upaya besar untuk tetap terhubung dengan orang yang sedang berbicara. Meskipun ingin memberi perhatian penuh, dunia di sekitar terasa terlalu bising dan mengganggu. Ini adalah salah satu tantangan umum yang dialami oleh orang dengan ADHD. Mereka bukan tidak peduli atau sengaja mengabaikan, melainkan berjuang melawan berbagai gangguan sensorik dan mental. Dengan pemahaman dan dukungan, kita bisa membantu mereka menemukan strategi fokus yang lebih efektif dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi konsentrasi mereka. ib: @Olivia Lutfallah
645.66K
48.99K
7.59%
930
1.05K
2.31K
Rezki Achyana
Apakah anak Anda menolak berjalan di rumput, pasir, tanah, batu, dan lumpur? Apakah ia tidak suka ketika harus memegang lem, slime, rambutan, dan tekstur lainnya? Dan apakah anak Anda menangis setiap kali potong rambut, sisir rambut, gunting kuku, dan sikat gigi? Jika jawabannya iya, dan anak Anda kesulitan fokus serta terlambat bicara, maka segera berikan intervensi dan stimulasi di area sensori taktilnya. Segera konsultasikan ke profesional, salah satunya ke @tamtamtherapycentre dan @The TamTam Therapy Sukabumi. Kami hadir di Jakarta Selatan dan Kota Sukabumi, dan siap melakukan observasi, assessment, dan intervensi untuk anak Anda. Kami siap membantu Anda, yang penting Anda tidak takut anaknya main kotor 😉 —— PS: Video direkam dan dipublikasikan atas izin orang tua anak. Tidak ada anak yang terluka dan tersakiti selama sesi terapi, dan program yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil assessment dan observasi yang dilakukan oleh profesional. TamTam Jakarta: Jalan Pondok Jaya VI no 21, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. 082289260705 TamTam Sukabumi: Jalan Surya Kencana no 95, Selabatu, Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat. 085211552548
634.95K
17.45K
2.75%
423
199
2.21K
Rezki Achyana
Stimming atau self-stimulatory behavior pada anak autistik adalah perilaku berulang yang sering dilakukan untuk mengatur emosi, menenangkan diri, atau menghadapi situasi yang membuat mereka cemas, bosan, atau kewalahan. Stimming bisa berupa gerakan tubuh, suara, atau tindakan lain yang sering berulang. Contoh stimming termasuk mengayunkan tubuh, menggoyangkan tangan, atau membuat suara-suara tertentu. Di video ini, anak autistik yang saya ajar menepuk tangan saya atau menggelitiknya beberapa kali, perilaku ini bisa menjadi bentuk stimming. Hal ini bisa terjadi ketika anak merasa gugup, cemas, atau ingin mencari perhatian dari terapis. Berikut adalah beberapa kemungkinan alasan mengapa perilaku ini muncul: 1. Mengelola Kecemasan atau Ketidaknyamanan: Ketika anak autis merasa gugup atau cemas, mereka mungkin merasa sulit untuk mengekspresikan perasaan tersebut dengan kata-kata. Menepuk tangan atau menggelitik terapis bisa menjadi cara untuk melepaskan ketegangan atau kegelisahan yang mereka rasakan selama sesi belajar. 2. Mencari Perhatian atau Interaksi Sosial: Anak autis kadang kesulitan untuk meminta perhatian atau memulai interaksi sosial dengan cara yang umum. Perilaku seperti menepuk tangan terapis mungkin merupakan cara anak berusaha untuk menarik perhatian terapis dengan cara yang mereka pahami atau merasa nyaman. 3. Kebutuhan Sensori: Bagi banyak anak autis, kontak fisik atau rangsangan sensori seperti sentuhan bisa menjadi menenangkan atau memberikan kenyamanan. Menggelitik terapis mungkin memberikan pengalaman sensorik yang menyenangkan bagi anak, terutama ketika mereka merasa cemas atau tidak nyaman. 4. Kesulitan dengan Pengaturan Emosi: Anak autis mungkin kesulitan mengatur emosi mereka, sehingga mereka menggunakan perilaku fisik seperti stimming untuk mengatasi emosi yang sulit, seperti rasa gugup atau kecemasan.
413.73K
16.5K
3.99%
31
136
104
Rezki Achyana
Yuk biasakan menyebut kondisi anak Anda dengan tepat 👍 Jangan karena salah penyebutan, Anda malah menciptakan lingkungan yang diskriminatif dan tidak inklusif bagi anak Anda sendiri. Sini saya kasih tau panggilan yang benar 😉
348.01K
31.61K
9.08%
454
298
697
Rezki Achyana
Memfasilitasi dan mendampingi kebutuhan anak dengan hiperaktivitas untuk berlari dan melompat penting karena perilaku tersebut sering kali merupakan cara mereka menyalurkan energi berlebih dan menstimulasi sensorik yang mereka butuhkan. Anak dengan hiperaktivitas sering kali mengalami kesulitan dalam mengatur gerakan tubuhnya dan cenderung merasa gelisah jika mereka tidak diberi kesempatan untuk bergerak. Dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk bergerak, kita membantu mereka memenuhi kebutuhan sensorik mereka, yang pada gilirannya dapat membantu mereka menjadi lebih tenang, fokus, dan siap untuk menerima instruksi. Setelah kebutuhan ini terpenuhi, anak-anak cenderung lebih mampu duduk tenang, mengikuti arahan, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang membutuhkan perhatian. Pendekatan ini juga membantu mengurangi perilaku negatif yang mungkin muncul akibat frustrasi karena energi berlebih yang tidak tersalurkan. Memahami kebutuhan sensorik dan menyediakan strategi penyaluran energi secara positif membantu anak hiperaktif belajar mengelola impuls mereka dengan lebih baik, sehingga mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan. —— PS: Video direkam dan dipublikasikan atas izin orang tua anak. Tidak ada anak yang terluka dan tersakiti selama sesi terapi, dan program yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil assessment dan observasi yang dilakukan oleh profesional.
175.5K
8.29K
4.72%
24
57
104
Rezki Achyana
Fase ketika anak sering bertanya “apa tuh?” dikenal sebagai fase eksplorasi atau fase keingintahuan yang biasanya terjadi pada usia 2 hingga 4 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi tentang dunia di sekitarnya. Mereka menggunakan pertanyaan seperti “apa tuh?” untuk memahami benda, peristiwa, dan konsep yang baru bagi mereka. Fase ini penting untuk perkembangan kognitif karena melalui pertanyaan, anak belajar menghubungkan informasi, mengembangkan bahasa, dan memperkaya pemahaman mereka terhadap lingkungan. Saat anak berada dalam fase ini, orang tua sebaiknya bersikap sabar, responsif, dan mendukung. Mereka perlu menjawab pertanyaan anak dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti, sambil memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lebih lanjut. Orang tua juga dapat memperkaya pengalaman belajar anak dengan memberikan penjelasan atau contoh yang konkret, serta melibatkan anak dalam kegiatan yang menstimulasi rasa ingin tahunya. Penting bagi orang tua untuk tidak mengabaikan pertanyaan-pertanyaan ini, karena menjawabnya membantu memperkuat perkembangan kognitif, bahasa, dan pemahaman anak terhadap dunia di sekitarnya.
52.07K
2.88K
5.53%
56
139
101
Rezki Achyana
Di kampus cuma belajar teori. Pas magang/PKL pada kaget lihat kondisi di lapangan 🤣 Apalagi di kurikulum merdeka saat ini, saat mahasiswa langsung terjun ke dunia kerja sebagai bagian dari proses perkuliahan. Karena namanya proses belajar, saat magang/PKL saya sering dapat banyak laporan para mahasiswa yang kena pukul, jambak, dan cakar oleh muridnya di kelas, karena pendekatan yang kurang tepat dengan anak-anak. Atau ada juga yang masih kelihatan jijik sama hingus dan air liur anak, atau nahan mual saat nemenin anak BAK/BAB di program toilet training. Padahal ya kalau bekerja di SLB atau klinik terapi perilaku, hal kayak gini akan dihadapi setiap hari 😄 Jadi, biasakanlah dirimu 🫵 Memang nggak mudah di pekerjaan ini dan butuh jam terbang. Tapi saya berterimakasih untuk semua mahasiswa magang/PKL yang mau terus belajar memberikan pendidikan dan intervensi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Nanti lama-lama terbiasa kok 👍 Sehat-sehat selalu rekan-rekan mahasiswa yang sedang magang/PKL 😇🫶 Sampai jumpa lagi besok ketemu di kelas 😄
41.4K
2.11K
5.1%
51
78
63
Rezki Achyana
Thank you 🥰
32.02K
1.69K
5.29%
2
37
13
Please join our TikTok Inspiration Facebook group
We'll share the latest creative videos and you can discuss any questions you have with everyone!
TiktokSpy from IXSPY
Digital tools for influencers, agencies, advertisers and brands.
Independent third-party company,Not the TikTok official website.
Copyright@2021 ixspy.com. All Rights Reserved